Ku tanya dirimu sekarang!
Dapatkah engkau tidur, dibawah lampu terang?
Ada yang beralaskan matras, bahkan tikar segulung
Sembari bercanda sesama saudara kandung
Sedangkan si bapak tua nyenyak di bangku
Kaki selonjor, mata tertutup, tangan di saku
Ada kala pun insan satu ini
Hanya beralas sajadah umurnya sudah bukan kini
Badan ditopang tembok di belakang
Paha memangku Asus yang baru
Selayang pandang pada layar
Sepatah jeda pada otak yang berujar
Lewat tarian jari di atas papan huruf digital
Aplikasi "Kata" pun jadi tempat merapal
Merapal pandangan dan impian
Merapal mantra magis kekinian
Kekinian dari impian berkesempatan ke perantauan
Hatta rentetan pemusatan nalar buyar
Jam malam buat otak ini tiada lagi dapat mengumbar
Ungkapan jitu penegas dan perayu
Merayu perguruan tinggi dunia yang sekokoh kayu
Ah sudah, sudah waktunya berbaring
Suasana malam sepi badan pun sudah digiring
Ke kondisi lelah, lesu, sedikit pusing
Sayang seribu sayang, tak bisa lelap
Tidak bisa!
Tidak!
Ku tanya dirimu sekarang!
Dapatkah engkau tidur, Di bawah lampu terang?
-
Ketika hati terus mendesirkan doa, bahkan terlalu sering
Agar jangan sampai telefon itu berdering
Membawa pertanyaan sederhana, "anda keluarga kamar A?"
"Segera ke dalam, anda dibutuhkan di sana."
Ketika nalar tak ingin berhenti menggali retorika
Hingga pelamaran ini seluruhnya paripurna
Hingga aku yakin akan sampai disana, jadi duta Sang Saka
Menyuguhkan sebuah logika beraksara yang mudah dicerna
Dan ketika
Nurani terdalam ingin tunjukkan pada mereka
Yang tak lelah memanjatkan seruan pada Ilahi
Agar diri ini meraih ilmu yang Hakiki
Di perantauan sambil berkarya sebelum kembali
Bahwasannya
Doa yang jadi rutinitas mereka
Tiada sedikitpun sia-sia
Dan engkau sadar sepenuhnya
Salah satu dari mereka
Kini ada di dalam sana
Terakhir
Kutanya dirimu Sekarang
Dapatkah Engkau tidur, dibawah lampu terang?
Depok, 19 Okt 2014, 23:10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar